Pages

Salam THE VATZ "Dunia Dalam Genggamanmu"
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 27 September 2013

MADIUN - JAKARTA


Madiun - Jakarta 18 Maret 2013 by Kereta Api BIMA (Biru Malam)

Ini adalah pertama kalinya saya naik kereta api dari Stasiun Madiun. Biasanya saya lebih memilih naik kereta lewat Solo maupun Jogja. Selain karena harga tiket lebih murah, juga waktu tempuh yang lebih cepat plus bisa jalan-jalan dulu... hehehehehhe... Tapi berhubung ini adalah tiket promo, ya mengapa tidak saya coba untuk melewati jalan lain (maksud?)


Sore itu Madiun mendung hitam. Sudah beberapa hari setiap sore hujan pasti turun. Jadi meski kereta yang saya naiki baru berangkat pukul 8 malam, pukul 4 sore saya sudah berangkat dari rumah. Saya tidak mau ambil risiko kehujanan. Karena bakalan diantar pakai motor. Hmmmmm... Selain itu, rumah Simbahku terletak di kaki Gunung Lawu yang cukup jauh dari Madiun. Sekitar 1 jam lah untuk menuju Kota Madiun.

Saya diantar hanya sampai jalan besar Solo-Madiun. Sampai situ pun saya sudah pegel-pegel (nggaya). Sambil menunggu bus yang lewat Madiun, saya ke Al**mart terlebih dahulu. Beli bekal untuk diperjalanan. Kan sekarang kereta Eksekutif pun tidak mendapat layanan makan+minum gratis lagi... Cukup lama saya menunggu hingga akhirnya dapat juga bus ke Madiun. Sebenernya bus ini trayeknya Jogja-Surabaya, tetapi bisa kok untuk rute dekat. Perjalanan menuju Terminal Madiun tidak begitu lama. Hanya sekitar setengah jam saja dengan tarif IDR 7,000. Dalam perjalanan banyak penumpang naik-turun di pinggir jalan plus pengamen dan pedagang. Dan menjelang tiba di Madiun, hujan turun dengan derasnya. Padahal sudah sampai ring road. Tiba di Terminal pun masih deras hujannya. Saya terpaksa neduh dulu sambil mengucap mantra untuk meredakan hujan (halah). Miracle. Tak lama hujan pun berhenti dan saya segera cari ojek. Sebenernya nggak nyari sih, karena begitu turun bus, sudah banyak ojek yang menawarkan jasanya. Tanpa tawar menawar, saya menyetujui tarif IDR 15,000 dari Terminal ke Stasiun Besar Madiun. Tidak sampai 15 menit, saya sudah tiba di stasiun. Masih pukul 18:00 kurang. Saya belum bisa masuk stasiun karena belum waktunya boarding. Akhirnya saya berniat untuk dinner (halah opo neh ki). Di Madiun belum afdol kalau belum nyicipin pecel madiun. Saya pesan yang pakai telur plus teh manis hangat. Maklum lagi dingin-dingin gini eneknya yang anget2 lah. Cukup murah, semuanya cuma IDR 10,000 saja plus kerupuknya 2 buah. hehehehe...


Selesai makan saya kembali ke stasiun di ruang tunggu yang di luar. Hujan kembali turun dengan derasnya. kali ini melebihi yang tadi. Untung saja saya sudah sampai di stasiun. kalau tidak pasti sudah basah kuyup. Cukup sempit karena hanya tersedia 2 buah bangku panjang yang berhadapan di sini dan ada beberapa bangku di sudut lain. Sambil iseng, ya seperti biasalah. jepret sana sini. Dan berikut adalah penampakan lobby Stasiun Madiun.

Bagian informasi, tapi gak ada petugasnya

Jadwal perjalanan kereta api

Kuli angkut yang menunggu pelanggan


Peta jalur kereta api

Petugas informasi sudah datang. Banyak calon penumpang uyang terpaksa berdiri



Sekitar pukul 19:00 terdengar pengumuman bahwa Kereta Gajayana akan segera mendarat (tiba kali) di Stasiun Madiun. Setelah semua penumpang Gajayana masuk saya pun ikutan masuk. Karena kereta saya (BIMA) berangkat pukul 19:50, jadi ini sudah waktunya boarding dan saya diperbolehkan masuk ke dalam stasiun. Di dalam pun saya lagi-lagi jepret si kereta makan yang batiknya T.O.P.B.G.T





Tak lama, hanya berhenti sekitar 10 menit, Kereta Gajayana kembali di berangkatkan dari Madiun. Dan saya sempat merekamnya. Walau hasilnya kurang baik.


Sambil menunggu kereta saya tiba, saya duduk di bangku dekat peron 1 sambil jepret-jeret lagi. Di peron 4 ada kereta ekonomi Pasundan dari Bandung tujuan Surabaya yang tengah berhenti menunggu silang dengan Kereta Mutiara Selatan tujuan Bandung.

Tiket kereta setelah boarding

Kereta Pasundan ke Surabaya

Pasundan menunggu silang dengan Mutiara Selatan

Stasiun Madiun
Tak lama kemudian kereta Mutiara Selatan pun tiba. Dan di seberang sana Kereta Pasundan diberangkatkan.

Pukul 20:00, kereta Bima tiba di stasiun Madiun. Terlambat 10 menit dari jadwal.



Kereta ini lumayan baguslah. Wangi sejuk, dan interiornya biru semua. Sesuai dengan namanya, 'Biru Malam'. Seharusnya saya duduk di Kereta 2 No. 1C. Tetapi berhubung ada ibu-ibu yang meminta tukar, alhasil saya duduk di Kereta 1 No. 1B. huft... mana gak pinggir jendela lagi. tapi its okey... Nanti kan ada barengan teman (Dodhy-red) yang bareng dari Purwokerto. Jadi nanti cari kursi kosonglah. Hehehehehhehe...

Kereta berjalan lagi dan tak lama pramugara membagikan selimut plus awak kabin memeriksa tiket (apa ini? bingung nyebutnya coz ga tahu namanya. heheheheh). Perjalanan cukup nyaman, dan suara bising tidak begitu terdengar. Meski goncangan masih terasa banget. kereta kemudian berhenti di Stasiun Solo Balapan pukul 21:30. Kemudian berhenti kembali di Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 22:30. Dan kemudian saya tertidur. hehehehhe... Saya terbangun lagi saat kereta memasuki Stasiun Purwokerto. Saya pun bangun dan menunggu teman saya (Dodhy) yang akan naik dari stasiun ini.

Setelah ketemu, kami pun berdua menuju ke restorasi untuk ngobrol. Karena tempat duduk kita berdua terpisah, jadi gak bisa ngobrol di kabin. Dalam perjalanan, ketemu sama petugas kereta dan kami pun menunjukkan tiket. Sembari nanya, "Pak kereta berapa yang sepi? ada bangku kosong 2 gak?" Eh si Bapaknya malah ngajak becanda. "Nanti kosong, Mas. Tapi setelah di Gambir." Halah yo podo wae... Akhirnya kami pun menuju ke restorasi untuk ngobrol sambil minum. soalnya harga makanan dan minuman di sini selangit. Sangat tidak di sarankan deh, kecuali bagi yang dompetnya tebal atau benar-benar kelaparan. Saya pesan cappuccino seharga IDR 19,000 (WOW) Soalnya kalau cuma duduk tanpa pesan kan gak enak.

Setelah selesai minum, kami mencari kursi yang kosong biar bisa duduk berdua sambil ngobrol (halah). Akhirnya dapat juga di kereta 4. Dan kami pun ngobrol sambil makan (ngemil). Dan kami ngobrol sampai larut malam dan ngantuk.

Kereta tiba di Stasiun Jatinegara keesokan harinya. sekitar pukul 6 lewat (lupa). Kami pun turun untuk berpindah ke KRL Commuterline menuju Bintaro.
''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''The-End'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

3 komentar:

  1. Oh iya toh? heheheh nggak tahu soalnya...

    "Si Bocah Ilang pindah ke www.sipetualangnyasar.wordpress.com"

    BalasHapus
  2. wah mas sama nih saya arus balik naik kereta bima . jarak dari terminal - stasiun lumayan deket ya mas ?

    BalasHapus