
Setelah selesai potong rambut, segera saya menunggu taksi (angkot) warna kuning yang akan membawa saya untuk mencari oleh-oleh khas Bengkulu di daerah Anggut Atas, Kawasan Persada Soekarno.
Beruntung, setelah menyebutkan tujuan saya, sang sopir langsung mengangguk dan saya pun naik. Sebenarnya untuk menuju Anggut dapat ditempuh dengan 2 jalan. Jika ingin langsung sampai tanpa berjalan kaki,
hendaknya langsung mencari angkot kuning yang langsung ke sana. Tetapi akan menempuh waktu yang lebih lama. ini di karenakan akan memutar melewati Kampung China dan Jitra. Tetapi bisa langsung turun di tujuan di Anggut ataupun Rumah Bung Karno. Jika ingin berolahraga sedikit, mencari angkutan umum yang melewati daerah Jalan Soeprapto dan turun di dekat PT Telkom Bengkulu, kemudian menyeberang dan berjalan sedikit melewati Kantor Polisi kemudian berjalan menyusuri Jalan Soekarno Hatta yang adalah Kawasan Anggut, atau Persada Bung Karno.
Setelah memutar sedikit melewati Jalan Bali dan Kampung Bali, angkot saya memasuki Pasar Minggu. Menurut saya Pasar Minggu adalah pasar yang terunik yang pernah saya temui. Bagaimana tidak, di sini berjejer 3 jenis pasar yang berbeda. Mulai dari Pasar Tradisional yang menggunakan lapak-lapak semi permanen, kemudian ada pula Pasar Tradisional Modern (PTM) yang berada di bangunan berlantai 3, tapi agak 'panas' karena tidak ber AC, serta Pasar Modern alias Mall, ketiganya berjejer rukun di sini.

Memasuki Pasar Minggu, Pasar Tradisional
Bukan kampanye ataupun rumah kumuh, tapi ini lapak untuk jualan
Mega Mall yang tersambung dengan Pasar Tradisional Modern (PTM)
Seteleh melewati daerah 3 Pasar Minggu,angkot pun berjalan dan melewati pusat pertokoan di Soeprapto. Saya gak sempat memotret apapun karena terhalang oleh sinar matahari yang berlawanan arah. Jadi semua gambarnya gelap. Masih di kawasan Soeprapto, saya turun di dekat Kantor Telkom di dekat Simpang Lima dan menyeberang. Kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki sebentar ke Sentra Oleh-oleh khas Bengkulu yang tak begitu jauh tempatnya.
Patung Kuda Simpang Lima
Memasuki kawasan Jalan Soekarno Hatta pusat oleh-oleh
Oleh-oleh khas Bengkulu lumayan terjangkau kok. Walaupun saya tidak memborong banyak, tapi banyak macam makanan dan minuman khas yang bisa dibeli sesuai selera. Ada lempuk durian, dodol, perut punai, keripik bayam, aneka macam kacang, dan sebagainya. Setelah selesai berbelanja, saya pun segera melanjutkan perjalanan menuju ke airport. Angkutannya tak beda dengan angkutan dari airport. Tinggal dibalik saja.
Setelah menyeberang jalan, saya menunggu angkot B1 yang akan ke Panorama (jangan sampai keliru dengan B1 ke Sungai Hitam. Lebih jelasnya sebutkan tujuan kita). Perjalanan sekitar setengah jam, saya pun tiba di luar Terminal Panorama. (kenapa gak masuk? Baca: TRIP TO BENGKULU Part. 3) Dari Terminal Panorama, saya melanjutkan naik angkot putih yang akan ke Betungan dan turun di Gerbang Bandara. Setelah menyeberang jalan, saya pun berjalan kaki sekitar 200an meter untuk masuk ke dalam bandara.
Gerbang Bandara Fatmawati Soekarno
Jalan masuk ke airport
Kebetulan saya naik penerbangan terakhir jam 18 lewat, sedangkan penerbangan sebelumnya sekitar 4 jam sebelumnya, jadilah bandara ini sangat sepi. Sepintas tak terlihat jika ini adalah bangunan bandara. Hal yang bisa membuktikan kalau ini adalah bandara hanyalah loket maskapai penerbangan yang berjejer. Penerbangan menuju dan dari Bengkulu memang masih jarang. Setelah Adam Air ditutup, disusul Mandala sempat kolaps lalu Batavia bangkrut dan Merpati cabut, tinggal Sriwijaya Air dengan 2x penerbangan dan Lion Air 3x penerbangan rute Jakarta - Bengkulu pp setap hari. Sementara itu, Susi Air melayani Bengkulu - Mukomuko 4x sepekan. Hal inilah yang membuat rute Jakarta - Bengkulu menjadi salah satu rute dengan tarif termahal di dunia. Untung saja, mulai Mei kemarin Garuda Indonesia dan anaknya Citilink sudah menerbangi Bengkulu. (Kapan-kapan wajib coba)
Penanda bahwa ini adalah airport
Batavia oh Batavia
Kebetulan saya sudah menghubungi salah satu teman untuk menemaniku menunggu di airport. Dan saya pun menunggu di luar. Tak berapa lama kemudian aktivitas bandara mulai ramai. Mobil-mobil mulai berlalu lalang mengantar ataupun hendak menjemput penumpang. Dan saya pun terus berada di luar, (setelah check in) bersama teman mengobrol hingga waktunya boarding. Kebetulan ada teman ngobrol daripada di dalam airport hanya diam bengong, mending di luar ada teman ngobrolnya sambil nunggu boarding. Pada saat boarding pun, saya menjadi salah satu penumpang yang terakhir. (hehehehehe)
Mobil mulai berdatangan
Mulai ramai
Menunggu boarding
Boarding Time
Pesawatnya jauh....
Airport
Hmmmm.... sepertinya kepanjangan kalau dijadikan satu. Mending dipotong aja...
Nyambung lagi lho.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar