Setelah berbulan-bulan tulisan ini nganggur di word, akhirnya diposting juga. Maaf ya yang sudah menanti lanjutannya.
Kembali ke Tanah Air
Antri donk Mas!!, “Students,
Tourists, or Friends”, dan Oleh-oleh Blueberry Jam Gratis
7 September 2013. Hari ini kami akan kembali ke tanah air. Penerbangan
RI sekitar pukul 11 LT. berdasarkan info dari pegawai hostelnya, kami harus
berangkat pagi-pagi menuju ke LCCT. Perjalanan sekitar 2 jam-an lah. Karena
belum tahu jalan dan rute daripada menanggung risiko tertinggal pesawat, kami
bangun sekitar pukul 5 dan bersiap-siap. Karena masih pagi, kami TIDAK mendapat
layanan sarapan dari hostel. Karena kebijakan breakfast tersedia pukul 08 s.d
11. Tak apalah, terlebih pegawai hostelnya ramah dan mereka mendidihkan air
untuk kami minum plus makan P*p Mie (lagi).
Sambil bercerita-cerita tentang Indonesia kepada pegawai hostel tersebut.
Pegawainya menyarankan kami untuk naik LRT ke KL Sentral dan dilanjutkan naik
bus. Daripada naik kereta yang mesti nyambung beberapa kali lagi.
Sekitar pukul 07 LT kami selesai bersiap-siap dan segera check out
dari hostel dan menuju Pasar Seni Stesen. Beli tiket ke KL Sentral sekitar RMY
1 dan segera kami masuk. Di KL Sentral sedikit bingung setelah membaca
petunjuk-petunjuk, Tsani membawa kami keluar dan menuju ke bus yang berjajar
menuju ke KLIA maupun LCCT. Tarif ke
LCCT adalah RMY 10 dan kami naik bus paling depan karena menurut kami paling
duluan berangkat (kayak di Indonesia gitu) Ternyata bus yang di belakang itu
melaju lebih dulu. Tapi tak masalah, karena tidak lama kemudian bus yang kami
tumpangi juga berangkat.
Perjalanan sekitar 1 jam melewati jalan tol yang cenderung sepi (bandingkan dg Jakarta) kiri-kanan
kebanyakan kebun kelapa sawit. Dan lewat juga di Sirkuit Sepang, dan beberapa
Stadium nampak dengan jelas.
Tiba di LCCT masih Pukul 09 kurang dan check in belum di buka. Kami
pun berjalan muter-muter LCCT yang cukup kecil itu. Mungkin lebih terlihat
seperti terminal bus di Indonesia dibandingkan bandara. Bedanya ya tentu saja,
kebersihan dan kerapiannya. Di sana juga ada timbangan untuk menimbang berat
bawaan. Tsani yang selalu menghilang muncul dengan kabar silakan timbang tas,
karena ada peraturan bawaan kabin maksimal 7kg dan akan ditimbang lagi sebelum
boarding (yang belakangan kami tahu itu
khusus AirAsia) Kami pun berebut nimbang satu-satu. Ada yang iseng juga
kakinya ikutan ditimbang hingga melebihi 10kg. hehehehe. Dasarrrr… Bawaan saya
hanya 6 kg aja. Masih di bawah. Punya Dean ya (kalau gak salah) 7kg lebih dikit.
Setelah timbang-menimbang, di counter nomer (lupa), RI tujuan Jakarta masih belum buka, tetapi sudah ada
nongkrong 1 troley dan penumpangnya gak tahu dimana. Akhirnya kami pun
mengikuti jejak dengan meninggalkan trolley sebagai antrian check in. tak lama
kemudian udah banyak aja trolley yang antri. Kemudian counter dibuka dan kami
pun mengantri. Setelah diputuskan, cukup saya yang mengantri, trolley dibawa
mundur dan 7 paspor beserta tiket saya pegang. Kemudian bagian saya dan saya
pun maju dan menyerahkan 7 passport beserta tiket. Tapi ternyata ditanya mana
penumpangnya. Saya pun berbalik dan melambaikan tangan memanggil mereka. Tsani
dan Anna muncul. Dan masih juga ditanya mana yang lain plus barang bawaannya.
Saya sudah bilang bawa masing-masing 1 backpack/ransel saja. Tapi petugas itu
nggak percaya. Tsani balik ke belakang bersama Chris ngambil trolley dan
kembali.
Tiba-tiba…
“Antri donk Mas!”
“Woy ngantri woy!”
Ibu-ibu yang ngantri di belakang pada marah. Dikiranya si Tsani sama
Chris menyerobot antrian. Hihihihihi…
Saya nggak ngeh, karena masih menjelaskan pada si petugas kalau kami
Cuma bertujuh, 1 orang batal. Dan bawaan kami ya hanya 7 ransel. Dan kemudian
dia memanggil kami satu per satu, sementara trio ngek-ngek (Azim, Dean dan Ayu)
ke toilet (alas an). Daripada nunggu lama dan antrian makin panjang, saya
diberi 7 boarding pass dan pasportnya kemudian beranjak.
Kami bagi-bagi passport dan boarding pass seraya becanda-becanda plus
menghitung utang piutang akibat tertinggal bus kemaren. Saya punya deposit SGD
11, dibayar SGD 3 dari sisa dolar, kemudian masing2 SGD 4 dari Azim dan SGD 4
dari Anna. Perhitungannya rumit banget. Si Azim bayar ke aku IDR 30,000 + RMY
2. Hahahaha sungguh aneh, sementara si Anna bayar pake rupiah semua.
Setelah habis bahan becandaan itu, mulai lagi bahan tentang perkataan
resepsionist hostel. This is our (Students,
Tourists, or Friends (masih dalam perdebatan hingga saat ini)) from
Indonesia.
Masih pukul 09 lewat, masih lama waktunya dan karena kelaparan kami
bergerak menuju ke Mc* yang ada di sana. Hanya Chris, Azim, Dean dan Ayu yang
membeli. Sisanya ngikut duduk doank hehehehe. Si Chris malah bawa blueberry
jam, padahal dia kan beli burger. Mana cocok?? Namanya juga Chris, nggak ada
makanan nggak enak. Yang ada enak dan enak banget. Karena selai itu di
Indonesia nggak ada, (katanya) Chris
berencana untuk membawa sebagai oleh-oleh (hahahahaha).
Bukan Cuma untuk dirinya, tapi masing-masing dari kami mendapat 2 bks tiap
orang. Kebayang kan berapa banyak yang dia ambil? Hahahahaha… (Chris Chris… ga kebayang kalo travelling
tanpa elo, gak ada ngakak2 begini.)
Setelah selesai makan, kami langsung menuju Departure Hall. Dan
ternyata yang barang kabinnya ditimbang lagi khusus penumpang AirAsia.
Sementara kami dipersilakan langsung naik ke atas menuju Immigresion Chek.
Lepas dari imigrasi kami turun ke bawah menuju Departure Gate. Tidak lama
kemudian terdengar boarding announcement dan kami pun beranjak untuk boarding.
Penerbangan selama 2 jam, tak kusia-siakan untuk tidur. Ya capek
banget lah, lagian kalau nggak tidur ya mau ngapain?
Welcome Home… My Country,
Indonesiaaa…
Tiba di Jakarta jam 12 an lah WIB. Setelah turun di persilakan naik ke
bus untuk menuju International Arrival T3 SHIA. Sementara trio ngek-ngek nggak
tahu kemana. Katanya mau “pipis yuukkk” hahahahaha…. (Maaf ya Ayu…)
Akhirnya kami keluar menuju terminal kedatangan. Dan waktunya harus
berpisah. Berhubung masih ada feel setelah
perjalanan sejauh ini, kami memutuskan untuk nongkrong dulu. Secara Anna mesti
balik Bengkulu flight pukul 16an.
Sementara Dean harus menunggu dijemput bokapnya. Jadi nongkrong dulu di KFC
depan Terminal 1B. Di dalam masih sempat becanda-becandaan.
Yap, setelah itu kita berpisah. Aku mengantar Anna untuk check in, sementara
yang lain menuju ke shelter airport bus. Berpisah lah… Sedih juga euy… Selamat
jalan teman-teman. Terima aksih telah “travelling gila” bersama. Dan maaf kalo
ada salah… hiks hiks… Sungguh akan menjadi pengalaman tak terlupakan.
=THE END=
Rincian Biaya Total :
-
Flight CGK – SIN = IDR 66,000
-
Flight KUL – CGK = IDR 320,000
-
Hostel SIN (plus lain2 ex. Charger, bensin) =
IDR 200,000
-
Tukar SGD 100 x 9,050 = IDR 905,000
-
Tukar RMY 100 x 3,650 = IDR 365,000
-
Airport Tax CGK = IDR 150,000
-
Bus ke Airport pp = IDR 70,000
GRAND TOTAL = IDR 2,076,000
Sisa
Valas RMY 25 + SGD 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar