
DAY 2 - Siapa bilang Singapore ramah?
Beli Tiket ke KL, Sentosa
Island, China Town, Little India, dan Orchard
Hari kedua di Singapore kembali lagi disambut dengan hujan yang turun
dengan deras sejak pagi. Padahal hari ini ada jadwal bertemu dengan sesama
Backpacker dari Indonesia, yang terpaksa DIBATALKAN. Karena kami sendiri baru
keluar dari hostel pukul 12:00 LT sekalian check out dan menitip barang bawaan.
Terlebih dahulu sebelumnya sarapan
tentunya dengan extra porsi untuk breakfast. hehehhee
Kami keluar menuju ke Golden Mile Complex untuk membeli tiket ke KL. Sengaja kami membeli tiket langsung dari SIN ke KL padahal jika menyeberang dulu ke Johor Baharu tiket akan jauh lebih murah. Karena kami memilih keberangkatan tengah malam dengan harapan bisa seharian berjalan-jalan di Singapore. Karena entah kapan lagi bisa ke sini. Akhirnya kami membeli tiket yang paling murah seharga SGD 25 per orang dengan keberangkatan 23:30 LT. Setelah membeli tiket kami bergerak menuju ke MRT terdekat untuk menuju ke Vivo City dan nyeberang ke Sentosa Island. Dari Vivo ke Sentosa kami menggunakan EZ Link kalo gak salah SGD 5 untuk pergi-pulang dengan kereta.
Menu sarapan... (tapi nambah lhooo)
Top of Vivo City, sebelum menyeberang ke Sentosa
narsis
![]() |
foto WAJIB!!! |
universal studio singapore
Setelah puas berfoto, kami pun patungan membeli pop corn yang besar seharga SGD 21, patungan tiap anak SGD 3. Dan memakannya di area US sambil tetap iseng foto-foto. Kemudian menuju ke M&M’s untuk melihat-lihat dan foto lagi di depannya.
Setelah puas, kembali kami menuju ke Vivo dan di sana ada nenek-nenek
lucu penjual oleh-oleh yang dihargai 3 buah SGD 10. Chris sama Tsani entah
mengapa merasa lucu dan tertawa. Akhirnya saya pun ikutan membeli 3 buah barang
pajangan seharga SGD 10.
Setelah semua selesai berbelanja, kami bergerak menuju ke China Town
yang katanya banyak yang jual barang-barang khas Singapore dengan harga miring.
Ayu dan Azim membeli jam tangan, dan lainnya pun membeli banyak oleh-oleh
terutama gantungan kunci. Saya hanya duduk diam mengamati mereka semua. Hiks…
Puas berbelanja di Chita Town yang emang jauh lebih murah, kami menuju
next destinasi yaitu Little India. Keluar dari MRT kami segera menuju ke pasar
di sebelah (lupa namanya) untuk
mengisi perut. Saya, Chris, Dean, dan Anna lebih dulu duduk. Karena meskipun
ini food court, tapi serasa di pasar tradisional. Anda akan ditarik pedagang
sambil menawarkan dagangannya. Saya dan Chris tertarik untuk makan nasi
briyani. Ada 3 jenis nasi briyani, yaitu with egg, chicken, and mutton. Karena
bego, dan tidak tahu dengan saya pun bertanya “What’s mutton?” dan penjualnya
dengan lucu menjawab “Mutton is lamb, meeekkk…” Sambil menirukan suara dan gaya
domba. Barulah saya tahu. Saya dan Chris memesan Nasi Briyani with mutton
seharga SGD 5 dan minumnya rose (kalau di
Malay namanya Bandung) seharga SGD 1 (kalo
gak salah). Sementara Anna memesan nasi goreng India, dan Dean memesan Nasi
Briyani plus chicken. Minumnya semua sama. Karena jiwa social yang tinggi dan
atas asas sama rasa sama rata, entah piring ataupun gelas kawan hajar saja.
Hehehehehe. Dan lagi-lagi nasi goreng India punya Anna gak habis lagi. Kami bertiga
sukarela menghabiskannya. Hahahaha
Setelah selesai makan, kami pun beranjak untuk jalan-jalan di Little
India. Rencananya sih pengen beli cokelat yang murah kayak di tipi itu. Tapi
alhasil meski sudah berjalan jauh hingga muterin Buffalo Street gak ketemu juga
tuh toko. Kami pun sempat berdebat hendak kemana. Karena kaki sudah terlampau
lelah dan capek, apalagi sore tidak mandi, sudah lusuh (see pictures) dan gak tahu mau kemana
lagi . Sementara bus yang ke Kuala Lumpur baru check in jam 23:00. Akhirnya kami
sepakat menuju ke Orchard terlebih dahulu sambil nyari es krim 1 dolar.
Hehehehe
![]() |
Jalan Kerbau |
Orchard and Ice cream SGD 1
Sebelumnya kami top up EZ Link Card kami masing-masing sebesar SGD 10 (minimal) dan nanti bisa direfund kok. Kami pun tiba di Orchard ketika sudah mulai gelap. Di Orchard hanya jalan-jalan sambil foto gedung dan toko-toko high classnya sambil mencari penjual es krim (padahal gerimis lho)
Akhirnya kami menemukan si penjual es krim, ternyata harus antri. Saya pengen nyoba yang peppermint, tapi karena udah ada Dean sama Chris, saya pun menjatuhkan pilihan pada Honey Dew. Setelah membayar kami mencari tempat duduk buat menikmati seraya mencicipi es krim punya teman (sama rasa sama rata) hehehehehe. Dan ternyata es krim gua YANG PALING ENAK. Sementara rasa peppermint tadi seperti pasta gigi. Untung gak jadi beli. Kasihan Chris dan Dean yang berupaya menghabiskannya. Hahahahaha
Setelah puas menikmati Orchard, kami pun memutuskan untuk kembali ke Lavender mengambil barang kami dan menuju ke Golden Mile Complex tempat kami naik bus menuju ke KL. Sampai di stasiun MRT Lavender kami pun melakukan refund atas EZ Link Card. Dan masing-masing menerima SGD 13 plus kartunya dikembalikan (ya iyalah kan kita beli SGD 5). Petugasnya nanya “Bile you nak balek?” dengan logat khas melayunya. Dalam hati saya “Nguomong opo toh iki”. Sementara Anna menyahut, “Kinilah ndak balek” hahahahha. Setelah bertujuh refund, kami menuju ke hostel untuk mengambil barang dan cabut ke Golden Mile. Masih sekitar pukul 21an, kami duduk-duduk sebentar di jembatan sambil melepas lelah. Pokoknya bener-bener seperti orang ilang deh.
![]() |
Narsis @Lavender sebelum pulang |
Akhirnya kami pun bergerak menuju ke Golden Mile. Saya mencari toilet untuk ganti baju, karena di dalam toiletnya berbayar, rela menyeberang jalan dan melewati tempat orang-orang Thai minum-minum demi toilet gratis. Dan barulah tahu bahwa di sekitar Golden Mile adalah kompleksnya warga Thailand berkumpul.
Narsis sebelum Petaka Part 2
Kata Tsani, -karena dia yang pegang tiketnya- kami disuruh saja duduk. Kami pun menurut. Sedikit heran juga karena calon penumpang lain pada pegang air mineral yang sama. Akhirnya pukul 23:00 ada bus dengan nomor yang sama seperti tertera di tiket, kami pun naik. Sempat foto-foto sambil tertawa lepaaasss. Hingga petaka itu pun tiba. Berawal dari orang yang naik dan bilang bahwa ini adalah tempat duduknya. Akhirnya Tsani berhasil mengatasi, hingga ada 2-3 penumpang berikutnya dengan masalah yang sama, Tsani keluar. Dan tak lama kemudian ia masuk kembali dengan muka bingung dan menyuruh kami semua untuk turun. Dan kami mengekor menuju ke loket. Barulah Tsani bicara.
“Maaf guys, bus kita bukan yang itu. Bus kita sudah berangkat.”
Kaget juga donk. Pasalnya nomor bus dan jadwal bus sudah sama, masa
sudah berangkat?
“Seharusnya jam sebelas tadi kita check in, karena kita tidak check in
makanya tiket kita hangus. Kalau kita mau berangkat harus beli tiket baru.”
WHATTT!! SGD 175 = 1,5 juta rupiah lebih hangus gitu aja??? Segera
kami mengumpulkan seluruh dolar yang tersisa di dompet. Semuanya tak terkecuali
recehan 10 sen juga. Dihitung-hitung nggak cukup juga karena hanya sekitar SGD
120an lebih. Lemaslah kami.
Bapak-bapak yang jual tiket marah2 karena kami lama. Kayaknya
Bapak-bapak itu ngomong pakai Malay. Karena tiket pulang kami lewat KL, jadi
kami harus ke KL. Sambil menenangkan Tsani yang merasa sangat bersalah, saya
bilang “Its ok! Sudahlah kita masih bisa ngemper, besok pagi ke Johor dan naik
bus dari sana aja lebih murah.” (Karena
SGD kami sudah habis)
Dengan langkah tersipu malu (eh)
ya karena tadi sudah gembira ria dan sekarang sudah tertunduk lesu. Kemudian
ada yang neriakin, “Woy, nak balek tak?” Ternyata bapak-bapak India pegawai PO
itu juga yang nawarin tiket setengah harga katanya. Tapi kami harus bayar SGD
100 untuk tujuh tiket. Sedikit perdebatan daripada batal ke KL dan gak jadi
pulang, akhirnya setuju juga. Kami bertujuh pun naik ke bus dengan tempat duduk
terpisah (yang penting nyampe KL)
Di dalam bus tak banyak cakaplah, karena capek dan peristiwa tadi
membuat malas. Saya hanya mendengarkan music sambil mencoba pijat gratis di
kursi bus (hehehehehe). Sekitar 45
menit tiba di imigrasi Woodlands, kami keluar dan membawa passport dan kartu
kedatangan. Kemudian lanjut lagi dengan bus yang sama nyeberang ke Johor
Malaysia. Lagi-lagi di Imigrasi turun, tapi kali ini kami membawa barang bawaan
karena ini adalah kedatangan. Dan tibalah kami di Malaysia.
Selama di Singapura, hanya ada 1 komentar. Sungguh luar biasa, kami
disambut oleh petugas imigrasi dan diusir keluar airport dan keluar diiringi
tipu-menipu PO bus Star***t.
Total Pengeluaran :
1.
Tiket Bus : SGD 25
2.
Beli oleh2 di Vivo : SGD 10
3.
Makan : SGD 5.7
4.
Top up EZ Link : SGD 10
5.
Es Krim : SGD 1
6.
Tiket bus kedua SGD 100/7 = SGD 14.3
Total : SGD 66 – SGD 13 (refund EZ Link) = SGD 53 = IDR 480,000
Total pengeluaran di Singapore = SGD 78.80 + SGD
20 (hostel) = SGD 98.80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar